Naga, makhluk mitologi paling terkenal di dunia. Seluruh dunia memiliki
legendanya masing-masing. Namun tidak bisa disangkal kalau Naga dari
legenda Cina adalah yang paling menarik. Mungkinkah makhluk terbang
bertubuh ular, bertanduk dan memiliki cakar itu benar-benar ada?
Di Eropa, naga selalu dilambangkan sebagai makhluk yang jahat. Namun,
bagi masyarakat Cina, naga melambangkan kekuatan dan kekuasaan. Begitu
besarnya penghormatan bangsa Cina kepada makhluk ini sehingga
kaisar-kaisar yang gagah perkasa dengan bangga mengenakan gambar naga
sebagai simbol mereka.
Bagi bangsa Cina, naga adalah salah satu dari empat makhluk spiritual
yang mendapat penghormatan tertinggi. Tiga makhluk lainnya adalah
Phoenix, Qilin (Kirin) dan Kura-kura. Namun diantara semuanya, naga
adalah yang paling perkasa.
Karakteristik Naga dan angka 9
Di dalam mitologi Cina, naga memiliki kaitan yang sangat erat dengan
angka "9". Misalnya, Naga Cina sesungguhnya memiliki 9 karakteristik
yang merupakan kombinasi dari makhluk-makhluk lainnya.
- Ia memiliki kepala seperti unta
- Sisiknya seperti ikan
- Tanduknya seperti rusa
- Matanya seperti siluman
- Telinganya seperti lembu
- Lehernya seperti ular
- Perutnya seperti tiram
- Telapak kakinya seperti harimau
- Dan Cakarnya seperti rajawali.
Selain 9 karakteristik itu, naga di dalam mitologi Cina disebut memiliki
9 orang anak yang juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ia
juga memiliki 117 sisik. 81 diantaranya memiliki karakter Yang (Positif)
dan 36 lainnya memiliki karakter Yin (Negatif).
Pada umumnya, naga Cina memiliki tiga atau empat cakar di masing-masing
kaki. Namun kerajaan Cina menggunakan lambang naga dengan lima cakar
untuk menunjukkan kalau sang Kaisar bukan naga biasa. Lambang ini
kemudian menjadi lambang ekslusif yang hanya boleh digunakan oleh sang
kaisar. Siapapun yang berani menggunakan lambang naga dengan 5 cakar
akan segera dihukum mati.
Dalam literatur Cina, paling tidak ditemukan lebih dari 100 nama naga
yang berbeda-beda. Namun, untuk mudahnya, Naga Cina biasanya hanya
digolongkan ke dalam empat jenis, yaitu:
- Tien Lung atau Naga Langit yang bertugas menjaga istana para dewa.
- Shen Lung atau Naga Spiritual yang berkuasa atas angin dan hujan
- Ti Lung atau Naga Bumi yang berkuasa atas air di permukaan bumi
- Fucang Lung atau Naga dunia bawah bumi yang bertugas menjaga harta karun yang ada di dalamnya.
Empat jenis naga tersebut mungkin berbau spiritual, tetapi seperti yang
saya katakan di atas, masih ada sekitar 100 nama naga lainnya. Dari
sekitar 100 nama ini, terlihat kalau Naga Cina sebenarnya tidak selalu
berhubungan dengan makhluk spiritual. Bisa jadi, naga tersebut adalah
hewan yang memiliki fisik yang nyata. Karena itu, kita harus memisahkan
antara Naga Spiritual dengan Naga sebagai hewan yang nyata.
Naga Cina dan Cryptozoology
Misalnya, Jiao Lung atau Naga Buaya. Naga jenis ini tidak bertanduk dan
disebut sebagai pemimpin dari hewan-hewan air. Berdasarkan namanya,
memang ada kemungkinan kalau naga jenis ini adalah seekor buaya.
Penyebutan ini paralel dengan sebutan Komodo Dragon yang menggunakan
nama naga untuk menyebut makhluk reptil raksasa Komodo. Nama ini jelas
menunjukkan kalau Naga Cina tidak selalu berarti makhluk terbang
bertubuh ular, bertanduk, bersungut dan bercakar.
Contoh lainnya adalah Pan Lung atau Naga Spiral. Naga jenis ini berdiam di danau dan belum bisa naik ke langit untuk menjadi makhluk spiritual. Naga jenis ini bisa jadi merujuk kepada makhluk air serupa ular atau belut. Contohnya adalah Oarfish (yang hidup di laut) yang memiliki karakteristik cukup unik sehingga orang sering membandingkannya dengan naga Cina
Ada kemungkinan kalau penampakan makhluk serupa Oarfish di danau-danau
Cina telah dianggap sebagai penampakan naga. Lalu, ada Fei Lung alias
Naga Terbang. Naga ini memiliki sayap dan mengendarai awan dan kabut.
Menariknya, nama ini juga digunakan untuk menyebut Pterosaurus dalam
bahasa mandarin. Fei Lung mungkin adalah jenis naga yang sama dengan
naga Eropa.
Penampakan Naga di dalam sejarah Cina
Jika sebagian Naga Cina bisa dikategorikan ke dalam makhluk Cryptid,
pernahkah ada kesaksian mengenai penampakannya? Jawabannya: Ada! Sejarah
negara Cina telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum masehi. Dalam
kurun waktu tersebut, para cendikiawan mendokumentasikan setiap
peristiwa dalam catatan-catatan yang rapi, termasuk peristiwa
terlihatnya naga di berbagai tempat di Cina.
Namun, peristiwa yang dituangkan ke dalamnya mungkin telah
diinterpretasikan berdasarkan pemahaman dan kebudayaan bangsa Cina masa
lampau sehingga sebagian kisah itu terdengar cukup mistis. Namun, kisah
lainnya memiliki kemiripan dengan kasus perjumpaan dengan makhluk
Cryptid.
Salah satu contoh peristiwa penampakan naga tercatat dalam buku
Recording for the Jiaxing Regional Government yang menceritakan kalau
pada bulan September 1588, seekor naga berwarna putih terlihat terbang
di atas permukaan danau Ping di wilayah Pinghu, propinsi Zhejiang.
Cahaya yang keluar dari naga putih tersebut begitu terangnya sehingga
menerangi sebagian langit dengan warna merah yang terang benderang.
Dalam buku lainnya, Recording for the Songjiang Regional Government,
disebutkan kalau 20 tahun setelah penampakan naga putih di danau Ping
itu, seekor naga putih serupa juga terlihat terbang di atas sungai
Huangpu di Songjiang, Shanghai. Naga itu terlihat pada bulan Juli 1608.
Seorang saksi mata mengaku melihat seorang dewa sedang berdiri di kepala
naga itu.
Kesaksian mengenai adanya dewa yang mengendarai naga tersebut adalah
contoh kesaksian perjumpaan dengan naga sebagai makhluk spiritual. Di
samping itu, ada kesaksian-kesaksian lainnya yang sama sekali tidak
menyebutkan adanya dewa atau naga yang terbang. Kesaksian-kesaksian ini
terdengar sangat mirip dengan kisah-kisah penampakan makhluk cryptid
pada umumnya. Di bawah ini beberapa contohnya:
Pada tahun ke-24 masa pemerintahan Kaisar Jian'an dari dinasti Dong Han
(219 Masehi), seekor naga berwarna kuning muncul di sungai Chishui di
kota Wuyang dan berdiam disitu hingga sembilan hari lamanya sebelum
akhirnya pergi. Setelah itu, para penduduk desa membangun sebuah kuil
disitu dan sebuah prasasti dibuat sebagai penghormatan kepada naga
tersebut.
Pada bulan April tahun 345 Masehi, tahun pertama pemerintahan kaisar
Yonghe, dua ekor naga, satu berwarna putih dan yang lainnya berwarna
hitam, muncul di gunung Long. Peristiwa munculnya naga ini membuat
kaisar Murong dari kerajaan Yan memimpin sejumlah pejabatnya menuju
gunung itu untuk melihat naga-naga tersebut. Ketika sampai disana,
mereka mengadakan upacara keagamaan pada jarak 200 yard dari kedua naga
tersebut.
Ratusan tahun kemudian, di gunung yang sama, seekor naga kembali muncul.
Peristiwa ini dicatat dalam buku History of the Yuan Dinasty
"Pada bulan Juli, tahun ke-27 masa pemerintahan kaisar Zhiyuan (1290 Masehi), seekor naga muncul di dekat gunung Long di wilayah Linxong, propinsi Shandong. Naga itu mampu membuat sebuah batu besar melayang di udara. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana cara naga tersebut membuat batu besar itu melayang.
Tahun 1162, seekor naga mati disebut ditemukan di danau Taibai. Naga ini
memiliki sungut yang panjang dengan sisik yang besar. Punggungnya
berwarna hitam sedangkan perutnya berwarna putih. Di punggungnya ada
sebuah sirip, sedangkan di kepalanya ada dua tanduk besar. Karena
makhluk itu mengeluarkan bau yang tidak sedap, para penduduk kemudian
menutupinya dengan matras. Otoritas setempat pun segera memerintahkan
pengadaan upacara sembahyang di lokasi itu. Satu hari setelah penemuan
itu, bangkai naga itu hilang entah kemana.
Kesaksian lainnya dicatat oleh buku Recording for the Lin'an Regional
Government yang menceritakan kalau pada tahun 1631, tahun ke-4 masa
pemerintahan kaisar Chongzhen, seekor naga besar terlihat di sebuah
danau di propinsi Yunan. Karena kemunculan ini, danau tersebut kemudian
diberi nama Yilong yang berarti danau naga misterius. Nama ini masih
digunakan hingga sekarang.
Buku lainnya, Amanded Recording of the Tang Dinasty, mencatat peristiwa
penemuan seekor naga mati berwarna hitam di teritori Tongcheng.
Peristiwa ini terjadi pada tahun terakhir pemerintahan kaisar Xiantong.
Menariknya, buku ini memberikan deskripsi yang cukup detail mengenai
naga tersebut. Disebutkan kalau panjang naga itu adalah sekitar 30 meter
dimana setengahnya adalah ekornya. Ujung ekor naga tersebut pipih,
sisiknya seperti ikan dan di kepalanya tumbuh dua tanduk. Sungut di
samping mulutnya memiliki panjang 6 meter. Kakinya yang tumbuh di
perutnya memiliki lapisan berwarna merah. Deskripsi ini sangat mirip
dengan gambaran naga Cina klasik.
Buku Seven Books and Scriptures tulisan Long Ying juga mencatat
peristiwa penemuan naga yang terjadi pada tahun terakhir pemerintahan
kaisar Chenghua dari dinasti Ming. Naga itu ditemukan di pantai Xinhui,
propinsi Guangdong. Nelayan yang melihatnya memukul makhluk itu hingga
mati. Panjang naga tersebut kurang lebih 10 meter dan terlihat mirip
dengan naga dalam lukisan-lukisan klasik. Kisah ini cukup aneh karena
seorang nelayan yang melihat naga umumnya tidak akan memukulnya sampai
mati, mengingat bangsa Cina sangat menghormati makhluk ini. Mungkin
makhluk itu mengganggu sang nelayan, namun kita tidak bisa
memastikannya.
Buku History for the Yongping Regional Government mencatat kalau pada
musim semi tahun ke-19 masa pemerintahan kaisar Daoguang (1839), seekor
naga ditemukan di pinggir sungai Luanhe di wilayah Laoting. Bangkai naga
itu terlihat dikerubungi oleh lalat dan belatung. Penduduk lokal
kemudian membangun sebuah tempat perlindungan untuk melindunginya dari
sinar matahari langsung. Mereka juga menyiram air dingin ke tubuhnya.
Legenda menyebutkan kalau tiga hari kemudian, Naga itu kembali hidup dan
pergi begitu saja.
Peristiwa termodern yang menyangkut penemuan naga adalah yang terjadi
pada Agustus 1944. Seekor naga hitam diberitakan jatuh ke tanah di desa
Weizi di halaman rumah keluarga Chen, sekitar 9,4 mil barat laut wilayah
Zhaoyuan, di sebelah selatan sungai Mudan di propinsi Heilongjiang.
Naga hitam itu ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Para saksi mata
mengatakan bahwa makhluk ini memiliki tanduk di atas kepalanya dan sisik
yang menutupi seluruh tubuhnya. Makhluk itu memiliki bau seperti ikan
yang menarik lalat untuk mengerumuninya.
Dari semua kesaksian itu, muncul satu pertanyaan yang menarik. Jika Naga
yang disebutkan dalam sebagian kesaksian tersebut adalah hewan yang
nyata, maka hewan apakah yang memiliki tubuh seperti ular, bertanduk,
berkaki dan memiliki sungut di sisi mulutnya? Itulah misterinya.
Sumber : http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/09/legenda-naga-cina-dan-penampakannya-di.html
0 komentar:
Posting Komentar